Hutan Tanaman Sagu Papua - Buat anda yang memiliki jiwa petualang, sekaligus tertarik melihat kehidupan masyarakat lokal yang sebenar-benarnya, tak ada salahnya menjadikan jelajah hutan sagu sebagai agenda saat berkunjung ke Kabupaten Jayapura.
Mari melangkahkan kaki ke hutan sagu yang banyak tersebar di berbagai distrik Kabupaten Jayapura, untuk melihat bagaimana masyarakat melakukan Tokok Sagu. Salah satu yang wajib menjadi destinasi anda untuk jelajah hutan sagu, adalah Kampung Yomoro-Aryauw di Kabupaten Jayapura. Sepanjang perjalanan menuju hutan sagu, kita dimanjakan kicauan burung dan rimbun pepohonan khas hutan Papua.
Mula-mula, pohon sagu yang sudah ditandai sebelumnya ditebang, lalu dikuliti. Setelah itu ditokok menggunakan alat semacam pangkur, untuk digerus bagian dalam pohon. Pekerjaan ini dilakukan dengan terlebih dahulu menandai pohon sagu yang sudah cukup umur dengan pelepah pinang.
Mengolah Sagu Menjadi Papeda
Selanjutnya bulir sagu yang sudah ditokok, dibawa ke tempat peramas sagu. Air bersih disiramkan ke bulir sagu, kemudian diramas atau diremas hingga terpisah antara air dengan bulir halus sagu menggunakan alat penapis bernama Khanggali. Bulir halus yang
mengendap inilah, yang kemudian menjadi tepung sagu. Tepung sagu-lah yang lazim dikonsumsi dan diolah menjadi papeda.
Jika beruntung, dalam batang pohon bisa berisi ulat sagu, yang bisa dikonsumsi dengan cara dibakar. Ulat sagu ini dikenal lezat dan memiliki kadar protein yang baik.
Aktivitas Tokok Sagu ini, menjadi wujud kerjasama antara kaum lelaki dan perempuan Papua. Tokok Sagu dilakukan kaum pria, sedangkan peramas sagu dilakukan para Mace (Mama).
Sagu, Pangan Utama Masyarakat Papua Barat
Sagu, merupakan pangan lokal asli Indonesia yang memiliki peranan penting dalam kehidupan masyarakat wilayah Timur Indonesia, juga Papua serta Papua Barat karena menjadi pangan utama yang mereka konsumsi.
Untuk mendapatkan sagu, sebagian masyarakat di Papua umumnya mencari langsung pohon-pohon sagu di hutan sekeliling pemukiman mereka. Sebagian mereka konsumsi untuk kebutuhan keluarga, sebagian mereka perdagangkan di pasar-pasar tradisional.
1 pohon sagu busa menghasilkan 12-15 karung volume 20 kilogram. Harga per karung umum dijual seharga 250 ribu hingga 300 ribu rupiah.
コメント